PENDIDIKAN KARAKTER "SPIRITUAL INTEGRITY (TERPERCAYA, TRUST)” “Angel Principle"



PENDIDIKAN KARAKTER "SPIRITUAL INTEGRITY (TERPERCAYA, TRUST)” Angel Principle"



BAB I
PENDAHULUAN
   A.    Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan dalam perkembangannya semakin mengalami kemajuan seiring dengan semakin berkembangnya peradaban manusia. Hal ini tentunya menjadi tantangan yang besar pagi para pendidik agar mampu menciptakan karya inovasi yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Negara yang beradab ini. mendidik adalah hal yang sangat penting bagi terciptanya generasi-generasi bangsa di Indonesia. Dunia pendidikan di indonesia yang sedang berusaha memperbaiki kurikulum dan sistemnya agar semakin baik dan mampu diterima seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan karakter bagaimana menciptakan karakter anak bangsa melalui sikap, layalitas, komitmen, giving and helping. Prinsip angel principle. Prinsip ini mengajak kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik karena kita tahu segala perbuatan kita akan dicatat oleh malaikat Allah, dan kita mengharapkan balasan hanya dari Allah, bukan berupa penghargaan dari orang lain. Banyak contoh perbuatan-perbuatan yang didasarkan oleh angel principle akan membawa berkah besar dari arah yang tidak diduga-duga.
Apabila bekerja, kerjakanlah dengan tulus, ikhlas dan jujur seperti malaikat. ingatlah bahwa Anda bekerja karena Allah bukan karena yang lain, jadikan ini ibadah kepada-Nya. berprestasilah setinggi-tingginya pada setiap pekerjaan, karena Alah melihat Anda. tidak perlu minta diawasi oleh orang lain,atau meminta penghargaan dari orang lain, biarkan Allah yang menghargai, bukan mereka. Janagn setengah-setengah. Anda akan mendapatkan kepercayaan ari orang lain maupun diri sendiri! ingatlah bahwa integritas adalah sumber kepercayaan dan persahabatan.
Prinsip Malaikat, atau Angel Principle adalah seorang yang memiliki loyalitas yang tinggi, komitmen, suka mengawali dan memberi, suka menolong dan saling percaya. Jika pendidik memiliki karakter moral, saya yakin pendidik tersebut akan menjadi leader dalam mendidik anak banngsa, karena dijalankan oleh orang-orang yang bisa bekerja dengan baik, meski tanpa ada yang mengawasinya secara kasat mata, karena ia bekerja dengan Prinsip Malaikat.
   B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah membangun loyalitas ?
2.      Bagaimanakah membangun komitmen?
3.      Bagaimanakah membiasakan untuk giving and helping?

   C.    Tujuan
1.      Untuk menjelaskan bagaimanakan membangun loyalitas
2.      Untuk menjelaskan bagaimanakan membangun komitmen
3.      Untuk menjelaskan bagaimanakan membiasakan untuk giving and helping

BAB II
PEMBAHASAN
A.      MEMBANGUN LOYALITAS
1.    Pengertian Loyalitas
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri. Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, oleh karena itu loyalitas dapat diartikan sebagai berikut: 1.Sebagai Konsep Generic, 2. Sebagai Konsep Perilaku dan 3. Sebagai  Hasil Dominasi. Loyalitas adalah kesetiaan pada prinsip yang dianut (Ary Ginanjar, 2008:129).
Syarat segala sesuatu dikatakan Loyal/Loyalitas dikarenakan upaya atau harapan seseorang mendapatkan keuntungan sesuai dengan apa yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan Menurt Building (Ali Hasan, 2008:83) mengemukakan bahwa syarat terjadinya Loyalitas disebabkan adanya pengaruh seseorang kepada orang lain. Upakan
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa loyalitas merupakan tekad dan kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab (Flippo, 1996)
2.    Syarat Peningkatan loyalitas
ü  Memiliki Semangat Bekerja
ü  Berdisiplin Tinggi
ü  Bersikap Loyal
ü  Pemeliharaan hubungan Yang Baik
ü  Tanggung jawab

3.    Implementasi (Penerapan)
Loyalitas berarti kepatuhan, kesetiaan, pengorbanan, komitmen. Loyalitas, sebuah kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk dilaksanakan. Masalah loyalitas ini banyak dijumpai pada orang-orang yang berada di organisasi. Saat baru pertama masuk organisasi/pekerjaan semangatnya begitu menggebu, seperti ada mood booster yang tiada batasnya. Namun ketika ditengah jalan, godaan pun muncul dan mood booster pun hilang. Disinilah godaan yang sesungguhnya, antara terus konsisten atau menghilang.
Saat ditengah perjalanan seleksi alam ternyata bukan hanya mitos, tapi itu nyata. Yang kuat bertahan, dan yang lemah menghilang. Akhirnya hanya orang-orang yang berniat saja yang pada akhirnya memilih untuk bertahan. Sebuah organisasi/pekerjaan sebenarnya tidak membutuhkan orang yang banyak, tetapi membutuhkan orang yang berniat dan loyalitas tinggi. Tidak banyak orang di organisasi yang mau berpikir, karena berpikir itu melelahkan. Seperti apa yang dikatakan oleh Henry FondBerpikir itu melelahkan, makanya hanya sedikit orang yang mau menggunakan otaknya”.
Didalam organisasi/pekerjaan sebuah tindakan juga sangat dibutuhkan selain berpikir. Terkadang melakukan sebuah tindakan lebih baik dibanding dengan membuat konsep yang baik. Entah tindakan itu berhasil atau gagal, yang penting kita sudah berusaha.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai loyalitas dalam organisasi. Seorang tidak akan loyalitas apabila, ia mulai terasingkan, kegiatan organisasi yang tak ada perubahan, keadaan yang kurang baik, kurangnya semangat berorganisasi, kurangnya komitmen awal masuk, dan lain sebagainya. 
Seorang yang mempunyai loyalitas tinggi akan selalu berada disisi organisasinya, bagaimanapun keadaan organisasi tersebut, entah itu tertimpa berbagai masalah, stabil bahkan mengalami kemunduran. Disinilah loyalitas sebuah aktivis teruji.

B.       MEMBANGUN KOMITMEN

   1.      Pengertian Komitmen
Kata komitmen berasal dari bahasa Inggris yaitu “commitment” yang berarti kata benda yang bermakna janji  atau tanggung jawab, sedangkan “commit” adalah kata kerja yang berarti melakukan, menjalankan, meamasukkan dan mengerjakan. Komitmen adalah istilah yang telah banyak dipergunakan maupun didengar dalam kehidupan sehari-hari, sehingga istilah tersebut sudah tidak asing lagi bagi telinga sebagian anggota masyarakat. Adapun objek komitmen yang berwujud individu, aktivitas maupun institusi. Seorang dapat berkomitmen pada individu lain, dapat pula berkomitmen pada institusi tertentu, baik itu tempat bekerja, organisasi atu kominutis tertentu. Seorang yang berkomitmen seakan-akan mewajibkan diri untuk tetap setia kepada objek komitmen, sehingga disini akan dijabarkan mengenai definisi komitmen dari para ahli baik komitmen dengan objek organisasi maupun komitmen dengan objek individu.
Mendengar kata komitmen sering sekali yang muncul dalam pikiran kita adalah sebuah kata yang mempunyai makna tentang  tugas dan tanggung jawab. Atau sesuatu yang berhubungan dengan janji, keterikatan, kedisiplinan, kesungguh-sungguhan , motivasi, dan loyalitas. Komitmen adalah janji yang Anda lakukan terhadap diri Anda. Komitmen menAndakan Anda serius terhadap hidup Anda atau apa yang ingin Anda capai. Komitmen juga berarti Anda siap untuk melakukan semua upaya yang dibutuhkan untuk mencapai impian Anda, tidak peduli apa pun yang Anda akan hadapi di depan. Bila Anda komitmen dan melakukan evaluasi dalam proses pencapian impian Anda, cepat atau lambat Anda akan sampai di surga impian Anda.
Komitmen menurut Wahyono (2010:64) adalah kesepakatan janji pada diri untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan disertai dengan loyalitas berdasarkan kesamaan nilai visi pribadi. Durkin (1999:127), bahwa komitmen merupakan perasaan yang kuat dan erat dari seseorang terhadap tujuan dan nilai dalam hubungannya dengan peran mereka terhadap upaya pencapaian tujuan dan nilai-nilai tersebut. Allen dan Meyer (Wahyuni,2008 : 2) menyatakan bahwa individu yang berkomitmen adalah individu yang bertahan baik dalam keadaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang terjadi. Bentuk komitmen yang paling banyak diterima adalah keterikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi penerimaan nilai-nilai organisasi dan keinginan untuk tetap tinggal bersama organisasi (Porter, dalam Meyer & Allen, 1997). Dengan demikian dikatakan individu yang memiliki komitmen akan lebih suka bertahan dari pada individu yang tidak memiliki komitmen Dari pengertian diatas kesimpulannya adalah komitmen adalah kesediaan individu untuk bertahan baik dalam keadaan menyenangkan maupun tidak menyenangkan yang disertai dengan loyalitas. Dalam hal ini komitmen yang didasari oleh visi pribadi biasanya memiliki kekuatan yang berasal dari keyakinan, konsistensi, sikap optimis, dan totalitas berkomitmen (Wahyono,2010:64)  . Sikap yang lahir dari keyakinan kuat, optimis dan totalitas akan membentuk pribadi dengan sikap komitmen tinggi.
Apa yang membuat rencana pengumpulan kekayaan anda sukses ? jawabnya tiga hal : komitmen, komitmen, dan komitmen
(David J. Schwartz penulis buku The Magic of Thinking Succes)
Komitmen berbeda dengan motivasi. Motivasi memang penting tapi bukan yang terpenting. Dapat dinyatakan bahwa motivasi itu tidak konstan (by mood), kadang kita termotivasi ketika melihat sesuatu, misalnya film, cerita, bertemu dengan orang yang inspiratif dan sebagainya. Setelah “event” seperti itu, motivasi kita muncul, tapi tidak tahan lama ‘kan ? Tidak lama kemudian kita kembali ke keadaan semula, malas karena katanya “kurang motivasi”. Lalu kita mencari stimulus lainnya, semangat sebentar lalu kembali hilang. Siklus yang akan terus berlanjut. Sehingga komitmen itu lebih penting dari motivasi. Komitmen bukan berdasarkan mood, komitmen tidak berasal dari luar diri kita (film inspiratif, orang inspiratif dsb). Komitmen berasal dari dalam diri kita, tentang seberapa besar konsistensi kita melakukan apa yang sudah direncanakan. Komitmen tidak berdasarkan “perasaan”, suka ga suka, lagi semangat atau engga, ya tugas/kewajiban harus kita lakukan.
Terkadang komitmen memang mudah diucapkan, namun lebih sukar untuk dijalankan mengiyakan sesuatu dan akan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab adalah salah satu sikap komitmen. Dan dengan adanya komitmen seseorang dapat memiliki keteguhan jiwa, stabilitas sosial tinggi, toleransi, mampu bertahan pada masa sulit dan yang paling penting adalah tidak mudah terprovokasi.
   2.      Syarat Pembentukan Komitmen
a.       Niat Dan Keyakinan
“Cepat atau lambat, kemenangan akan menjadi milik orang yang percaya bahwa mereka akan meraih kemenangan”
(Arnold Palmer Pegolf kaliber dunia)
Manusia wajib berusaha. Tuhanlah yang menentukan keberhasilannya. Pernyataan tersebut sangatlah dipercaya oleh manusia beragama di seluruh dunia. Usaha yang baik harus dimulai dari niat yang baik pula. Dalam islam, segala syariat dan perbuatan seseorang berpusat pada niat. Menurut Ensiklopedia Wikipedia, niat adalah berkehendak kepada suatu atau pekerjaan dengan diiringi melakukannya. Aspek niat itu ada 3 hal:
a)      Diyakini dalam hati
b)      Diucapkan dengan lisan
c)      Dilakukan dalam bentuk amal perbuatan.
Dengan niat berarti bersatu padunya antara hati, ucapan dan perbuatan. Niat baik seseorang yang keluar dari hati yang bersih, akan keluar darinya ucapan yang baik dan santun, serta tindakan yang dipikirkan masak-masak dan tidak tergesa-gesa serta cermat.
Suatu perbuatan dengan niat yang  baik akan berhasil jika dibarengi dengan keyakinan. “Keberhasilan diawali denan keyakinan” gede Prama (hal 66). Menurut Erbe sentanu  dalam buku Quantum Ikhlas (2007:71-72), membuktikan bahwa, 12 persen kerja otak kita adalah alam sadar (conscious mind), sedangkan 88 persen adalah alam bawah sadar (subconscious mind). Alam sadar adalah identik dengan apa yang kita  ‘ketahui. Alam  bawah sadar identik dengan apa yang kita “yakini”. Jaya Setiabudi (2009:21) pengusaha muda mengatakan, “before you ochieve, you must belive”. Sebelum anda mencapai sesuatu, anda harus lebih dahulu yakin atau percaya. Pengetahuan tidak menciptakan keyakinan, namun menambah keyakinan yang ada. Berpikir positif adalah pupuknya keyakinan.

b.      Konsisten
Konsistensi didasari niiat dan keyakinan yang kuat akan melahirkan pribadi yang berani, berjiwa tenang dan bersikap optimis.
(Imam Ibnu Qayyim Sl Jauziyah)
Komitmen membutuhkan konsisten. Sikap konsisten (Istiqomah) adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Seseorang yang memiliki niat dan keyakinan yang kuat, tidak akan goyah menghadapi rintangan, tantangan dan cobaan serta hambatan. Apa yang harus dilakukan seseorang untuk selalu konsisten pada tujuan? Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah (691-751 H) dalam kitab “Madaarijus Salikin” menjelaskan bahwa ada enam faktor yang mampu melahirkan konsistensi dalam seseorang (Arjaz, 1995:27).
1)      Seseorang yang selalu beramal dan mengoptimalisasikan amal perbuatannya
2)      Bersikap moderat (tidak berlebihan). Sikap moderat adalah sikap tengah-tengah antara tindakan yang melampaui batas  dan tidakan yang menyia-nyiakan.
3)      Bertanggung jawab. Bekerja sesuai dengan ilmu yang dimilikinya.
4)      Bersandar pada faktor yang jelas, tidak bersandar pada sesuatu yang kontemporal.
5)      Ikhlas bekerja bersungguh-sungguh dalam niat ibadah.
6)      Mengikuti ajaran kebaikkan (sunnah). Bersumber dari aturan Illahiyah dan pedoman ajaran yang benar.
Jika memiliki 6 faktor diatas maka dampak prilaku dari orang yang berniat kuat dan konsisten pada tujuan adalah pribadi yang memiliki keberanian, berjiwa tenang, dan bersikap optimis. Seseorang yang selalu konsisten dalam hidupnya maka ia akan memiliki keberanian luar biasa. Ia tidak akan gentar menghadapi segala rintangan yang dihadapi dalam kehidupannya. Ia tidak  akan pernah menjadi seorang pengecut dan penghianat dalam perjuangan. Dia berbeda dengan orang yang yang dalam hatinya ada penyakit takut yang senantiasa menimbulkan kegemangan adalam melangkah dan khawatir sarta ketakutan dalam menghadapi rintangan-rintangan.
c.       Sikap Optimis
“Pada dasarnya fitrah semua manusia adalah untuk berhasil, bahwa keagalan bukanlah nasib, melainkan serangkaina keputusan yang kurang tepat dan selalu bisa di-reset, diputar kembali kearah keberhasilan” (Erbe Sentanu, Quantum Ikhlas)
Keberhasilan seseorang  sering kali berhubungan dengan seberapa besar kadar optimis yang dimilikinya, sebaliknya kegagalan selalu dihubungkan dengan pesimisme. Kebanyakan orang tidak berani berkomitmen (kurang optimis) terhadap impian mereka karena takut ditolak dan gagal dalam proses mencapai impian mereka. Menurut Clements, (2006 :10) Optimis merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Optimis dapat juga diartikan berpikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berpikir. Sewaktu mengalami kegagalan atau tekanan hidup, bagaimana perasaan seorang optimis? Seorang yang berpikiran positif atau berpikir secara optimis tidak menganggap kegagalan itu bersifat permanen. Hal ini bukan berarti bahwa ia enggan menerima kenyataan. Sebaliknya, ia menerima dan memeriksa masalahnya. Lalu, sejauh keadaan memungkinkan, ia bertindak untuk mengubah atau memperbaiki situasi.
Sedangkan rumus orang sukses menurut Aris Ahmad Jaya (2009: 67), dalam buku 30 Hari Mencari Jati Diri, adalah dalam menjalankan komitmennya, mereka lebih banyak mengalami kegagalan dibanding orang gagal. Taufik pasiak dalam bukunya Manajemen Kecerdasan, menyatakan bahwa orang pesismis melihat dan mempersoalkan perasaannya terhadap sebuah kejadian, sebaliknya orang optimis melihat dan mempersoalkan masalahnya. Kita semua memiliki pandangan yang berbeda terhadap sebuah kejadian. Kejadian yang sama , pada waktu yang sama tetapi cara memandangnya yang berbeda.
Jika usaha Anda belum membuahkan hasil, bisnis Anda belum menghasilkan keuntungan yang Anda harapkan, atau hubungan dengan pasangan yang tengah goyah, maka anda harus optimis denga semua itu. Ingatlah kembali pada komitmen awal pada saat Anda menetapkan tujuan jadi jangan menyerah dengan hambatan dan rintangan yang ada anda harus optimis untuk mencapai tujuan tersebut.
d.      Totalitas Berkomitmen
Totalitas sangat diperlukan manakala kita mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas. Tidak peduli apa profesi anda, entah tukang ojek, mahasiswa, pedagang sayur, tukang cukur, ketua KPK, atau mengkin jadi pembantu rumah tangga di rumah presiden. Semua profesi tersebut akan begitu bermakna dan penuh rasa nikmat ketika meraih hasil jika dikerjakan dengan keseriusan dan kesungguhan.
Menurut Hamid (1999: 10) totalitas berkomitmen merupakan suatu keikhlasan yang mendalam yang sedang dan harus dijalani dengan penuh keikhlasan, keterlibatan yang penuh, hati yang tanpa batas untuk menyelesaikannya, tanpa pamrih, tanpa mengharapkan prasyarat apapun.  Melaksanakan tugas, janji, tanggung jawab dan pekerjaan sesempurna mungkin, walaupun menyadari bahwa kesempurnaan dan keberhasilan seringkali merupakan hal yang sulit dicapai karena merupakan rahasia Illahi yang tersimpan di dalam Arasy Nya yang Maha Agung.
Totalitas komitmen lebih cenderung kepada rasa pengabdian akan karya, bukan permintaan atas sesuatu hasil atau gaji dan upah.  Totalitas berkomitmen  adalah wujud kebersamaan pelaksanaan akan visi pribadi kita dalam tuntunan Illahi, tidak bernegosiasi atas kehendak Illahi yang Maha Tahu atas apa yang terbaik dan bukan apa yang selayaknya kita minta.   Totalitas berkomitmen  pula lah yang akan meningkatkan kemuliaan nilai diri, mensejajarkan kita pada strata insan mulia yang sangat diharapkanNya tercapai karena apa yang telah menjadi komitmen kita lanksanakan berdasarkan tuntutan illahi (ibadah kepadaNya)
Salah satu ungkapan klasik yang mungkin sering kita dengar adalah ungkapan manjadda wajada yang berarti “barang siapa bersungguh-sungguh maka ia dapat”. Ungkapan ini memang sederhana dan pendek, namun jika dilakukan hasilnya menjadi luar biasa. Banyak sekali diantara orang-orang yang sering menganggap dirinya gagal padahal ia masih belum maksimal dalam berusaha. Sering pula orang-orang seperti itu membunuh semangat dan rasa percaya dirinya dengan mengatakan “aku tidak bisa”. Padahal menurut para motivator kebanyakan, kalimat seperti itu adalah kalimat negatif yang mengarahkan si pengucapnya menjadi benar-benar tidak bisa.
Kegagalan mungkin terasa menyakitkan, namun rata-rata orang sukses menikmati kegagalan dulu sebelum menikmati manisnya kesuksesan (Clements,2006:34) . Tidak ada kata gagal sebenarnya, yang ada hanyalah kita terlalu cepat menyerah. Setiap apa yang kita impikan akan terwujud, hanya saja kapan terwujudnya adalah soal waktu, dan itu ditentukan oleh seberapa besar kita berusaha.
    3.      Implementasi (Penerapan)
Pengaplikasian komitmen dalam dunia pendidikan salah satunya dapat diterpkan pada komitmen seorang guru. Dengan adanya komitmen positif dari seorang dapat memunculkan motivasi kerja yaitu dorongan yang muncul dari dalam diri seorang guru untuk secara sadar melakukan pekerjaan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komitmen guru dapat berbentuk perwujudan sikap, perilaku keberpihakan guru terhadap operasional sekolah guna mencapai tujuan, visi, misi yang ditetapkan yang ditunjjukan oleh komitmen normatif, yaitu loyalitas terhad sekolah dan komitmen afektif yaitu perilaku dalam pengabdian diri terhadap tugas. Komitmen afekti guru adalah keterikatan emosional guru, identifikasi guru pada organisasi sekolah. Keterikatan itu yang menyebabkan guru meyakini tujuan sekolah menjadi tanggung jawabnya. Komitmen afektif guru meliputi indikator: patuh terhadap aturan, hormat terhadap atasa, bersikap baik terhadap sesama dan lingkungan, mencintai organisasi, rela berkorban demi organisasi, dan penuh tanggung jawab.
Dalam hal ini komitmen yang didasari oleh visi pribadi atau dalam diri pribadi biasanya dapat dibangun melalui kekuatan yang berasal dari niat dan keyakinan, konsistensi, sikap optimis, dan totalitas berkomitmen.
C.      Kebiasaan memberi dan mengawali (Giving and Helping Angel Principle)
Berbicara mengenai keteladan malaikat adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia karena Malaikat adalah makhluk yang mulia, sangat dipercaya Allah untuk menjalankan segala perintah-Nya. Semua pekerjaan dilakukan dengan sebaik - baiknya. Seberat apapun pekerjaannya akan dilakukan sepenuh hati. Prinsip mereka hanya satu yakni mengabdi pada Allah SWT semata. Memiliki kesetiaan tiada tara, bekerja tanpa kenal lelah, tak punya kepentingan yang lain selain menyelesaikan tugas yang diberikan Allah hingga tuntas. Dengan hasil yang sangat memuaskan, mereka sangat disiplin dalam melaksanakan tugas. Semua system yang berada dibawah tanggung jawabnya berjalan dengan sangat sempurna, tanpa cacat sedikitpun. Inilah contoh integritas sesungguhnya- integritas total yang telah menghasilkan kepercayaan yang Maha Tinggi- yang diberikan lansung oleh Allah dan malaikat secara sungguh –sungguh mampu menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya, sehingga menjadi suatu kepercayaan yang abadi. Keteladanan yang bisa diambil dari sifat malaikat secara umum adalah, kepercayaan yang dimilikinya, loyalitas dan integritasnya yang sangat mengaggumkan.penjelasan ini diperkuat dengan firman Allah dalam QS Al Anfaal (Rampasan Perang ) 8:9 berbunyi : (ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan pada Tuhanmu, lalu Ia mengabulkan permohonanmu(sambil berfirman)”Akan kutolong kamu dengan seribu malaikat beriring-iring.
Berdasarkan gambaran penjelasan tersebut, dilihat dari sudut pandangan sikap dan keteladanan pada seorang malaikat, itulah yang menjadi dasar utama pengembangan pendidikan karakter bagi kehidupan karena ini landasan motivasi untuk melakukan perubahan dalam hidup dimulai dari diri sendiri,lingkungan masyarakat bangsa dan negara.Untuk Mengawali sesuatu seperti yang telah dijelaskan oleh Ary Ginanjar bahwa saat mengawali suatu pekerjaan,terlebih dahulu kita telah mengawali kebiasaan memberi dan menetapkan hati untuk melakukan pekerjaan dengan kemuliaan nama-Nya,menebarkan rasa kasih sayang,dan tidak merugikan orang lain. 
       1.      Pengertian Memberi dan Mengawali
Didalam kehidupan anda rahasia sukses dengan cara memberikan lebih dahulu pada yang minta. Seangkan mengawali memulai suatu aktifitas, dengan cara menetapkan hati untuk melakukan dengan keikhlasan. Memberi maupun mengawali dalam kehidupan adalah suatu tindakan untuk meraih kesuksesan sebab ada berbagai memberi sesuatu kepada orang lain bagi berupa zakat,sedekah,hadiah dan sumbangan atau  apapun selama memberi sesuatu positif kepada pihak lain. sebab ini adalah salah satu kunci kesuksesan. Dalam hadis (HR Bukharidan Muslim) “Seandainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikulkan di atas punggungnya, hal itu lebih baik dari pada jika ia meminta-minta pada seseorang  yang kadang-kadang diberi, kadang-kadang pula ditolak”  
Sebelufhvm melanjutkan dengan bagaimana memberi adalah rahasia sukses terbesar yang bisa membukakan rejeki kita tanpa batas,maka terlebih dahulu diketahui beberapa jenis MEMBERI atau GIVING yang  dimaksud di sini sebagai kunci pembuka kesuksesan, kekayaan, dan kebahagiaan hidup.Memberi sebagai rahasia sukses terbesar yang mempunyai makna luas sekali. Intinya adalah Anda mengambil sebagian dari milik Anda dan membaginya dengan orang atau pihak lain.Dalam Bahasa Indonesia ada banyak sekali jenis memberi. Dan SEMUANYA itu bila dilakukan dengan NIAT yang benar, bisa membuka pintu kesuksesan dan kekayaan yang seluas-luasnya untuk Anda.Jadi ketika mengatakan "memberi" di sini, saya tidak hanya membicarakan tentang SEDEKAH misalnya, walaupun sedekah termasuk satu dari banyak jenis memberi yang saya maksudkan.
Berdasarkan penjelasan diatas Pada dasarnya ada 2 jenis memberi yaitu: 
1.      Pemberian yang wajib
Yang dalam Islam disebut ZAKAT, sementara dalam tradisi Judeo-Christian, disebut sebagai TITHE, atau "persembahan sepersepuluhan". (Sebenarnya, zakat dan tithe adalah sama secara konsep, hanya berbeda dari jumlah dan cara penghitungannya saja).Intinya, pemberian wajib (Zakat atau Tithe) ini harus dikeluarkan dari harta yang telah kita miliki, dan secara spiritual, berfungsi untuk membersihkan harta kita sehingga siap menerima tambahan lebih banyak lagi.
Lebih dalam lagi, zakat/tithe sebenarnya merupakan: bentuk pengakuan (iman) serta rasa syukur kita bahwa segala sesuatu yang kita terima, nikmati dan miliki pada dasarnya adalah pemberian Tuhan, tidak lain. Harta kita bukanlah hasil kerja keras kita semata yang bila tanpa ijin Tuhan tidaklah akan menghasilkan.
Karena merupakan bentuk pengakuan iman dan rasa syukur kita pada Tuhan, Zakat/Tithe sebenarnya, secara esensi, WAJIB dikeluarkan oleh siapapun, miskin atau kaya. Baik yang kaya maupun yang miskin harus punya iman dan rasa terima kasih pada Tuhan bukan? Dan karena nanti Anda akan lihat bahwa "memberi" bisa membuka aliran rejeki Anda seluas-luasnya, maka jelas mereka yang miskinlah yang justru makin "WAJIB" membayarkan zakat/tithe mereka kalau mereka tidak ingin terus miskin


2.      Pemberian Yang Sukarela
Dalam bahasa Inggrisnya disebut "CHARITY", di mana jumlahnya biasanya tidak ditentukan, terserah kita, dan kita juga bisa memilih untuk memberi atau tidak.Bentuknya sangat banyak, tetapi secara garis besar, berdasarkan tujuan dan penerimanya, ada sedikitnya 4 jenis:
o   Pemberian kepada yang lebih membutuhkan (lebih miskin) dari kita, misalnya sedekah, sumbangan, bantuan, donasi.
o   Pemberian untuk tujuan menyumbang demi kemajuan atau pembangunan, misalnya infaq, hibah, sumbangan, donasi.
o   Pemberian untuk menunjukkan rasa sayang dan perhatian, misalnya hadiah, oleh-oleh, traktiran, volunteer work atau pelayanan.
o   Pemberian untuk mengungkapkan pengakuan dan penghargaan, misalnya bonus atau hadiah.
Sama seperti pemberian wajib, walaupun jenisnya "sukarela", dan Anda bebas memilih untuk melakukannya atau tidak, saya tegaskan sekali lagi, bahwa ANDA "WAJIB" melakukan semua memberi ini kalau Anda ingin SUKSES dan ingin menjamin kelangsungan kesuksesan yang telah Anda rasakan. 
           2.      Kebiasaan Memberi dan Mengawali yang akan Menguntungkan sesame manusia”
Sebagai makhluk sosial yang diciptakan Oleh Tuhan, manusia selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan sesamanya. Dalam interaksi yang diciptakan oleh manusia, mereka membutuhkan suatu rasa kepercayaan yang harus dibangun agar memberikan timbal balik positif  yang menguntungkan kedua belah pihak.
Beberapa hal kecil yang biasa kita lakukan untuk memberi dan membangun kepercayaan, contohnya :
a)      Memberi penghargaan kepada orang lain
b)      Memberi perhatian tulus kepada orang lain
c)      Mau mendengar orang lain berbicara
d)     Membuat orang lain menjadi penting di hadapan kita
e)      Mau mengakui kesalahan dan berani meminta maaf
f)       Selalu mengucapkan terima kasih
g)      Suka memuji orang lain
h)      Berusaha mengerti perasaaan orang lain
i)        Mengucapkan salam

          a.       Memberi penghargaan kepada orang lain
   Memberi penghargaan kepada orang lain dapat dilakukan dengan dua hal, yaitu secara lisan dan secara tindakan
·         Menjalin hubungan talikasih saying (silaturrahmi) khususnya antara yang member penghargaan dan yang diberipenghargaan.
·         Membut senang atau gembira orang yang hasil karyanya dihargai
·         Mendorong orang yang hasilkaryanya di hargai, agar mempertahankan dan meningkatkan kualitas hasil karyanya kearah yang lebih baik.
·         Menjauhkan dari sifat menghina dan mencela hasil karya orang lain karena merupakan perilaku buruk yang akan mendatangkan kerugian.
·         Meningkatkan taraf hidup orang yang diberi penghargaan apabila penghargaan yang diberikan itu berupa sejumlah uang, tugas belajar, atau menaikan pangkatnya kejenjang yang lebih tinggi.

            b.      Memberi perhatian tulus kepada orang lain
·         Melalui bahasa tubuh
Ketika berbicara kita harus menunjukkan pandangan mata, kontak mata, orientasi tubuh, dan ekspresi wajah untuk menunjukkan semua minat dan kepredulian kita padanya. Pada saat dia berbicara pada kita, kita juga harus menunjukkan sikap badan yang penuh perhatian padanya.
·         Melalui sentuhan
Sentuhan bias jadi merupakan cara terbaik untuk menunjukan perhatian kita pada seseorang, terutama yang kita beri perhatian.
·         Melalui tindakan
Memberi kartu ulang tahun, merwatnya ketika sakit, beri inisitaif mengajaknya ketempat yang menyenangkan baginya, menunjukkan perhatian melalui bunga, puisi, dan berbagai hadiah spontan lainnya. Dan tentunya tindakan paling mudah untuk memberikan perhatian adalah dengan senyuman. Senyuman yang tulus dari dalam hati untuk memberikan perhatian dan psikologis bagi orang lain
           c.       Mau mendengar orang lain berbicara
·         Mendengar aktif
Kita juga dapat menunjukkan perhatian kita dengan sungguh-sungguh mendengarkan apa yang dikatakan kepada kita. Dan memberikan respon positif terhadap apa yang dikatakan maupun yang dilakukannya
·         Melalui tekanan suara
Hangat, simpati, ekspresif, dantertarik.

     d.      Membuat orang lain menjad ipenting di hadapan kita
            Elemen terpenting untuk membuat orang lain nyaman berbicara dengan anda adalah seperti apa yang ditulis Kevin Hogan dan Mary Lee LaBay dalam bukunya ”Irresistible Attraction” yaitu : ”Buatlah orang lain tidak merasa salah, bahkan ketika mereka keliru”. Inilah yang saya maksudkan, bayangkan anda sedang berdiskusi dengan seseorang dan anda kesulitan menyampaikan maksud anda. Anda telah menjelaskan maksud anda dengan baik, tetapi orang yang anda ajak bicara tetap merasa bingung. Anda punya dua pilihan, membuat mereka merasa bersalah karena tidak mengerti atau membuat mereka tetap percaya diri dengan bahasa anda yang  empatik.  Anda bias saja mengatakan seperti ini, ”Saya tidak tahu mengapa anda tidak paham, sekarang saya coba menjelaskan dengan cara yang mudah-mudahan dapat anda mengerti.” Dan akibatnya, lawan bicara akan merasa bersalah, tidak percaya diri, dan membuat mereka semakin merasa bingung. Namun lain halnya jika anda berbicara seperti ini, ”Mungkin saya tidak menjelaskan ini dengan baik, ijinkan saya untuk memperjelas hal ini”. Sekarang, anda telah menghilangkan hambatan bagi diri anda untuk menjelaskan hal itu denga ncara yang tidak membingungkan lawan bicara anda.

    e.       Mau mengakui kesalahan dan berani meminta maaf
·         Jujur saat menghadapi masalah
Artinya biasakan bersikap terbuka pada orang lain. Jangan takut mengungkapkan permasalahan yang Anda hadapi. Jika ia tahu masalah yang Anda hadapi dan ternyata Anda berbuat kesalahan, mungkin orang lain akan bias memahami dan Anda harus bias menjelaskan perbuatan/kesalahan Anda tersebut pada orang itu.
·         Berani mengakui kesalahan
Jangan takut atau malu mengakui kesalahan yang Anda perbuat. Berani mengakui kekuarangan dan kesalahan adalah ciri orang berjiw abesar.
·         Menampakkan penyesalan
Jika Anda mengalami ini katakana betapa Anda sangat menyesal telah menyakiti hatinya. Namun, penyesalan yang Anda lakukan hendaknya bukan sekedar lip service alias ucapan dibibir. Penyesalan yang mendalam dan tulusakan terbaca dari sikap yang Anda tampilkan.
·         Mau berubah
Jiwa besar untuk mengakui dan menampakkan penyesalan wajib diikuti perbaikan sikap dan perilaku. Jika setelah meminta maaf Anda tetap mengerjakan pekerjaan yang merugikan atau menyakitkan hatinya, tentu permohonan maaf Anda tak akan berarti apa-apa.
·         Menyenangkan hatinya
Usai meminta maaf, lengkapi komunikasi dengan mengerjakan hal-hal yang dapat menyenangkan hatinya. Dan kalau perlu berikan perhatian yang lebih dari biasanya.
·         Tidak mengulangi kesalahan yang sama
Berusahalah untuk konsekuen terhadap janji yang telah Anda ucapkan padanya. Kesungguhan Anda untuk tidak melakukan kesalahan serupa akan membuat Anda lebih berhati-hati dalam melangkah.
·         Siap menerima kritik
Jangan sekali-kali merasa apa yang Anda lakukan selalu benar. Berbesar hati untuk menerima pendapat atau kritik adalah salah satu cara untuk meminimalisir kesalah pahaman.    
    f.       Selalu mengucapkan terima kasih
            Terima kasih, 2 kata yang memang sederhana tapi syarat makna. Kata-kata  yang kadang kita lupa untuk ucapkan sebagai ekspresi ucapan syukur atas  apa yang kita terima atau kita rasakan. Contohnya yang vital dan dekat adalah udara yang kita hirup saat ini. Mungkin juga kata “terima kasih” begitu sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari sehingga kadang terdengar klise dan pudar esensinya.

    g.      Suka memuji orang lain
            Orang lain itu ibarat sebuah cermin. ApabilaAnda memuji orang lain, maka orang lain akan merasa senang. Dan jika orang lain senang, maka Andapun akan merasa senang. Jika Anda merasa senang, maka rasa stresspun akan berkurang. Ibarat seorang pelawak, apabila lawakannya ditertawakan orang, berarti orang lain senang. Jika orang lain senang, pelawakpun merasa senang.
   h.      Berusaha mengerti perasaaan orang lain
            Salah satu sikap penting yang mesti dikuasai dalam hidup adalah sikap untuk berusaha mengerti perasaan orang lain. Sikap untuk berusaha mengerti perasaan orang lain adalah kemampuan untuk mengerti pemikiran dan perasaan orang. Singkat kata, sikap untuk berusaha mengerti perasaan orang lain memungkinkan kita untuk menempatkan diri dalam posisi dan diri orang sehingga kita bukan saja dapat mengerti alam pemikirannya, tetapi juga alam perasaannya.
i.        Mengucapkan salam
            Menyebarkan salam salah satu cara menggalang persatuan, dan dapat mengantarkan pelakunya kesurga. Abu Huroirohra. mengabarkan, Rosulullah saw. bersabda: "Kalian tidak akan masuk surge sehingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman sehingga kalian saling mencintai. Tidakkah kalian mau aku tunjukkan sesuatu yang apabila kalian kerjakan akan menjadikan kalian saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim)
            Anjuran mengucapkan salam ini tidak terbatas pada orang yang kita kenal saja. Kepada orang lain yang belum kita kenal sekalipun, asalkan dia muslim idealnya kita mengucapkan salam juga. Abdullah bin ’Amru bin Al-’Ash ra. Menceritakan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rosulullah saw. "Bagaimanakah  Islam yang baikitu, ya Rosulullah?" Beliau bersabda, "Berilah makan kepada orang yang memerlukannya, dan ucapkanlah salam baik kepada orang yang sudah engkau kenal maupun orang  yang belum engkau kenal" (HR. Muttafaqun ’Alaih).
Pada hakikatnya manusia lahir dimuka bumi ini tentunya tidak dapat hidup sendiri. Tentu membutuhkan bantuan orang lain. Seperti dalam hal mencukupi kebutuhan pokok dalam hidup, akan sangat sulit sekali seorang individu akan menjadi petani untuk menanam padi, akan menjadi penjahit, menciptakan kain untuk pakaian dan akan menciptakan batu bata dan semen untuk membuat rumah. Hal ini dalam era seperti sekarang tidak mungkin terjadi. Gaya hidup yang serba instan dan modern ini membuat manusia tumbuh menjadi manusia yang tidak suka repot dan ribet. Majunya peradaban manusia juga diikuti dengan majunya teknologi. Di zaman yang serba canggih ini manusia dimanjakan dengan segala teknologi, seperti computer, internet, handphone, gadjet, smartphone, mesin-mesin industry yang canggih dan lain sebagainya yang menjadikan manusia semakin hidup konsumtif. Karakter masyarakat pun lambat laun bergeser menjadi masyarakat yang manja dan malas karena selalu dimanjakan dengan teknologi dan enggan menciptakan inovasi dan penemuan baru sehingga apabila hal ini dibiarkan, Indonesia bisa kembali menjadi Negara yg terjajah. Namun kali ini bukan dijajah oleh bangsa  lain seperti zaman dahulu, namun dijajah oleh teknologi yang diciptakan bangsa lain. Hal ini membuat dunia pendidikan menggalakkan kembali pendidikan karakter bangsa kita. Karena karakter bangsa Indonesia ini kian hari kian merosot akibat adanya globalisasi. Dalam hal ini membiasakan giving and helping juga menjadi topic penting dalam pembiasaan kehidupan sehari-hari.
*      Hakikat Giving and Helping
Memberi dan menolong adalah suatu konsep yang diajarkan oleh semua agama. Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang tidak mengajarkan  konsep memberi dan menolong. Ada beberapa perintah agama seperti:
1.      Harus berzakat
2.      Himbauan bersedekah
3.      Bersikap baik kepada siapa saja
4.      Selalu bersabar dan tersenyum
5.      Berbaktilah kepada orang tua dan lain sebagainya
Yang tentunya mengajarkan manusia untuk memberi. Dengan berzakat kita bisa membersihkan harta. Karena dalam harta kita tentunya ada harta oranglain dan ada hak orang lain. Bersedekahlah agar bisa menjauhkanmu dari marabahaya dan musibah. Orang tua, guru atau pun sahabat selalu menyarankan agar rajin bersedekah karena sedekah itu tidak akan membuat kita miskin justru membuat kita kaya. Kita menjadi banyak saudara, teman dan kerabat. Tentunya orang yang diberi sedekah juga akan mendoakan agar orang yang bersedekah semua hajat nya terkabul dan dijaukan dari marabahaya. Memberi tidak hanya member harta benda saja. Namun juga member senyum, memberikan sikap yang baik kepada orang, member teladan yang baik dan lain sebagainya yang tentunya hakikat memberi  ini tidak akan mengurangi apapun yang anda miliki karena dengan memberi justru kita akan bertambah nikmatnya.
Sedangkan konsep helping atau menolong kami yakin juga setiap agama mengajarkannya. Misal dalam agama Islam seperti yang terdapat dalam (QS. Ar Rum : 47)” Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”.  Hal ini jelas siapa saja yang beriman wajib ditolong. Menolong sesame manusia adalah wajib hukumnya apalagi apabila saudara kita memerlukan pertolongan. Apabila kita selalu menolong tentunya kita juga akan selalu mendapat pertolongan saat kita membutuhkan pertolongan. Seperti yang di jelaskan dalam (QS. Al Hajj: 40)” Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”Disini jelas sekali bahwa yang menolong agama Allah pasti akan ditolong oleh Allah. Dan tentunya orang yang baik agamanya juga akan baik akhlaknya.
*      Contoh Sosok terbaik giving and helping
Sosok terbaik yang harus kita teladani dalam membiasakana giving and helping adalah Rosul kita, Guru kita, dan Ibu kita. Merekalah sosok pemberi dan penolong yang sangat tulus dan tanpa meminta balas dan yakin bahwa Tuhan kita lah yang kembali akan menolong dan member apa yang kita harapkan dan usahakan. Kita ambil contoh sosok terdekat dengan kita adalah Ibu kita. Seorang Ibu adalah sosok yang luar biasa yang harus kita teladani karena selalu memberi apa yang terbaik untuk anak-anaknya dan keluarganya. Ibu juga selalu menolong dalam keadaan apapun. Ibu harus mengandung selama Sembilan bulan dengan susah payah, menahan sakit, tidak nyaman dan berat namun selalu tersenyum dan tetap bisa memberi motivasi pada anak dalam rahimnya. Selalu ikhlas bertaruh nyawa saat melahirkan dan tak pernah meminta imbalan atas air susu yang diberikan pada anaknya. Dalam setiap tumbuh kembang anaknya dia selalu member yang terbaik. Bahkan ketika anaknya beranjak dewasa dan menyakitinya pun Ibu akan tetap tersenyum dan tetap selalu mendoakan kesuksesan anak-anaknya. Pemberi dan penolong yang dekat dengan kita yang harus kita teladani adalah kasih saying dari sosok Ibu.
BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Pada dasarnya seseorang pendidik/pekerja harus memiliki Prinsip angel principle. Prinsip ini mengajak kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik karena kita tahu segala perbuatan kita akan dicatat oleh malaikat Allah, dan kita mengharapkan balasan hanya dari Allah, bukan berupa penghargaan dari orang lain. Banyak contoh perbuatan-perbuatan yang didasarkan oleh angel principle akan membawa berkah besar dari arah yang tidak diduga-duga.
Bekerjalah sesuatu yang yang berbeda makna tetapi satu tujuan yaitu bekerja bagaimana kita dengan ikhlas menjalankan sedangkan mendidik bagaimana kita mendidik dengan tulus, ikhlas dan jujur seperti malaikat. ingatlah bahwa Anda bekerja karena Allah bukan karena yang lain, jadikan ini ibadah kepada-Nya. berprestasilah setinggi-tingginya pada setiap pekerjaan, karena Alah melihat Anda. tidak perlu minta diawasi oleh orang lain,atau meminta penghargaan dari orang lain, biarkan Allah yang menghargai, bukan mereka. Janagn setengah-setengah. Anda akan mendapatkan kepercayaan ari orang lain maupun diri sendiri! ingatlah bahwa integritas adalah sumber kepercayaan dan persahabatan.
Prinsip Malaikat, atau Angel Principle adalah seorang yang memiliki loyalitas yang tinggi, komitmen, suka mengawali dan memberi, suka menolong dan saling percaya.
 Jika pendidik memiliki karakter moral, saya yakin pendidik tersebut akan menjadi leader dalam mendidik anak banngsa, karena dijalankan oleh orang-orang yang bisa bekerja dengan baik, meski tanpa ada yang mengawasinya secara kasat mata, karena ia bekerja dengan Prinsip Malaikat.
B.       SARAN
Hendaknya para pendidik/pekerja supaya meniru prinsip malaikat (Angel Principle) supaya apa yang kita kerjakan itu benar-benar keluar dari dalam hati, dengan hati yang ikhlas tidak mengarapkan pujian dari orang lain dan kita serahkan kepada allah yang menilai itu semua.



DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Jaya, Aris, 2009, 30 hari mencari jati diri. Pustaka Inti. Jakarta
Arjaz,Hosen, 1995, Meretas jalan istiqamah karya Ibnul Qayyim Al-Jauziah ; [diterjemahkan ], Bandung: Yayasan Risalah Pers.
Clements, Phil, 2006, Be Positive Ed.2: Sukses Menjadi Manager yang Positif, Jakarta: PT Erlangga
Edy Sutrisno. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Prenade Media Group.Endang Sulitiarini. “Pengaruh Economic Content, Resource Content, dan Social Content terhadap Kepercayaan, Kepuasaan dan Komitmen serta Relationship Intention Debitur Bank Sumut di Sumatera Utara”. Disertai diakses pada tanggal 17 Oktober 2014 dari http:/www.damandiri.or.id/file/endangsulistiariniunairbab2.pdf
Ginanjar A, ,Ary 2003, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power: Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. Jakarta: Penerbit Arga,.
-----------------------2005. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan spiritual: ESQ. Jakarta: Penerbit Arga,. 
Hamid, Abdul,1999, SDM yang produktif: pendekatan al-Quran dan sains. Jakarta: Gema Insani Pres
Pasiak,Taufik , 2006, Manajemen Kecerdasan, Jakarta Mizan Pustaka
Patricia Patton. 2002. Emotional Quotiont Leadership Skills. Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Hariyanto. Jakarta : PT Mitra Media.
Rohadi. 2005. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasaan Kerja, dan Komitmen pada organisasi Terhadap Kinerja Guru Bantu SMA  di Kabupaten Kendal. Tesis. Semarang : PPS Universitas Ngeri Semarang.
Sentanu, Erbe, 2009 Quantum Ikhlas:Cetakan ke-18 : Maret, Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Setiabudi, Jaya,2009, The Power of Kepepet, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wahyono, Joko, 2010. Sekolah Kaya Sekolah Miskin, Guru Kaya Guru Miskin. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Komentar

Postingan Populer