PENGEMBANGAN DESAIN DAN MODEL PEMBELAJARAN PKN
PENGEMBANGAN DESAIN DAN MODEL PEMBELAJARAN PKN
A. Pengertian Desain Pembelajara PKn
Tematis SD Kelas Tinggi
Pembelajaran
tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu sebagai titik
sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus
dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Sedangkan
menurut Fougarty (1991:19) pembelajaran tematik adalah uatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mngaitkan beberapa aspek baik dalam intra
pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Menurut
Eraut (1991:315) istilah desain pembelajaran atau ‘instructional design’
biasanya merujuk pada desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim
yang dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang akan
melaksanakan pembelajaran tersebut. Memang, sejumlah ahli mengatakan bahwa
desain pembelajaran dibuat oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran namun
bukanlah suatu keharusan desain pembelajaran dibuat hanya oleh guru yang
bersangkutan. Artinya, bahwa pengembangan desain pembelajaran dapat
menjadi tugas para pakar pembelajaran yang diharapkan akan membantu/mempermudah
para guru dalam mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Jadi, desain
pembelajaran adalah proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar
serta sistem penyampaiannya. Termasuk didalamnya adalah pengembangan bahan dan
kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan
pembelajarannya.
Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Desain Pembelajaran PKn
Tematis adalah desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim
yang dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang mana
model pembelajaran itu menggunakan tema tertentu sebagai titik sentral
pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai
dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.
B. Pengertian Model Pembelajaran Pkn
Tematis SD Kelas Tinggi
Model
Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam
proses belajar mengajar.
Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Untuk menetapkan pendekatan
pembelajaran yang dipergunakan, guru perlu mempertimbangkan secara khusus
kondisi siswa secara keseluruhan, karena siswalah yang paling dominan dalam
menentukan keberhasilan pembelajaran.
C. Desain Pembelajaran PKn Tematis
SD Kelas Tinggi
Pembelajaran
PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan
intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan
efektvitas dalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian guru atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di
kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan
pembelajaran.
Hal-hal
yang harus diperhatikan guru dalam medesain pembelajaran PKn menurut Skllbeck
(1984) membagi faktor yang dapat menggambarkan situasi sebagabahan analss guru
atas dua bagan, alah faktor eksternal (external
factors) dan faktor nternal (internal
factors). Perhatkanlah faktor-faktor eksternal dan nternal
menurut Skillbeck berkut ini :
1. Faktor-faktor eksternal meliputi:
a. Perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat
b. Tuntutan dan tantangan sistem pendidikan
c. Perubahan mata pelajaran yang akan diajarkan
d. Kontribusi dari sistem dukungan guru
e. Sumber masukan bagi sekolah
2. Faktor-faktor internal, meliputi:
a. Siswa meliputi aspek bakat,
kecakapan dan kebutuhannya
b.Guru meliputi aspek nilai, sikap,
keterampilan mengajar, pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kelemahan khusus
serta perannya
c. Etos kerja sekolah dan struktur
politik
d. Sumber-sumber bahan pembelajaran
e. Masalah-masalah dan
kekurangan-kekurangan yang dirasakan dalam kurikulum yang berlaku.
Namun
perlu Anda ngat bahwa dua faktor bahan analss stuasdatas memlkkatan yang tdak
dapat dpsahkan satu sama lan dalam kehdupan. Dua faktor saling
mengisi, saling berpengaruh dan saling menentukan keberhasilan guru mengajar
dan siswa belajar. Dengan kata lain, tugas guru yang cukup strategis
bagi keberhasilan mengelola proses belajar mengajar akan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan guru dalam mempertmbangkan, meramu, mengemas, merancang atau
mendesan faktor-faktor datas dalam suatu model program pembelajaran.
Seperti
telah dikemukakan di atas, bahwa mengembangkan desain pembelajaran merupakan
tugas tim, bahkan melibatkan guru atau tidak melibatkannya. Namun,
ada hal yang mendapat tekanan dalam pengembangan desain pembelajaran, ialah
mengembangkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. Tugas
pengembangan materi pembelajaran sebagai aspek penting dalam pengembangan
desain pembelajaran PKn di Indonesia, khususnya pasca berlakunya Permendiknas
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi adalah tugas satuan pendidikan.
Seperti
telah dikemukakan terdahulu bahwa pengembangan desain
pembelajaran merupakan tugas awal bagi guru dalam mengembangkan kurikulum. Ada
tiga langkah yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam menyusun desain
pembelajaran sebagai bagan dari tugas pengembangan kurikulum di satuan
pendidikan, ialah:
1. Mengkaji dan menentukan Standar Kompetensi
2. Mengkaji dan menentukan Kompetensi Dasar
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Materi
PKn dengan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang
pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. Dalam
mengembangkan desain pembelajaran PKn, ada empat komponen yang perlu
dikembangkan, yakni:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Substansi materi
4. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan
pencapaian kompetensi.
Desain
Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio
Sebelum
membahas lebih jauh tentang desain pembelajaran PKn yang berbasis
portofolio, perlu pula mengenali materi pembelajarannya. Materi PKn dengan
paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasonal PKn yang
pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralsasi. Ada
empat pokok pendidikan kewarganegaraan, yakni:
a. Standar kompetensi
kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan;
b. Kompetensi dasar kewarganegaraan
sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran;
c. Indikator pencapaian sebagakrtera
keberhasilan pencapaan kemampuan;
d. Rambu-rambu umum pembelajaran
sebagai rujukan alternatif bagi para guru.
Contoh,
Standar kompetensi PKn Kelas V: “Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).” Standar kompetensi yang pertama di operasionalkan
dalam bentuk kompetensi dasar, sebagai berikut :
1.1 Mendeskripskan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
1.3 Menunjukkan
contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Portofolio
adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang
dseleksmenurut panduan-panduan yang dtentukan. PKn dengan paradgma baru
bertumpu pada standar kompetensdan kompetens dasar kewarganegaraan (civic competence) untuk semua jenjang.
Sedangkan pembelajaran partspatf yang berbass portofolo (Portfolio-based learning) merupakan alternatf utama guna
mencapai tujuan PKn tersebut.
Pembelajaran
PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik
mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang dgunakan dalam proses
politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa
terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya.
Langkah-langkah pembelajaran PKn
yang berbasis portofolio meliputi:
1) Mengidentifikasi masalah yang akan dikaji
2) Mengumpulkan dan menilai
informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan masalah yang dikaji
3) Mengkaji pemecahan masalah
4) Membuat kebijakan publik
5) Membuat rencana tindakan
D. Model Pembelajaran PKn Tematis SD
Kelas Tinggi
Terdapat
beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI pada
kelas tinggi, yaitu :
Model
Pembelajaran Inkuiri
1. Suatu model langkah-langkah
pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan inkuri dalam
proses pembelajaran yakni sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan
b. Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui
c. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
d. Memecahkan masalah
e. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
2. Model pembelajaran kedua disebut
proses inkuiri menurut Welton & Mallan (1988) memiliki langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menyadari adanya peristiwa
yang kontroversial yang selanjutnya menjadi masalah yang harus dipecahkan
b. Mengidentifikasi hipotesis (berupa penjelasan atau
jawaban tentatif )
c. Menguji hipotesis sesuai dengan data dan informasi
yang diperoleh antara lain :
1) Apabila hipotesis ditolak, maka
masalah dapat dirumuskan kembali dan inkuiri kembali ke langkah yang kedua.
2) Apabila hipotesis diterima maka
inkuri dapat dilanjutkan ke langkah keempat
d. Memodifikasi hipotesis
menjadi simpulan sementara sampai data secara lengkap terkumpul
e. Menguji simpulan
sementara (apakah telah menjelaskan peristiwa yang kontrovers_al)
3. Model ketiga pembelajaran inkuiri
disebut juga inkuiri dasar sebagaimana disarankan oleh Dewey (Armstrong, 1996)
memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menggambarkan karakteristik masalah atau situasi
yang penting
b. Mengajukan kemungkinan simpulan atau penjelasan
c. Mengumpulkan bukti yang
dapat digunakan untuk menguji akurasi simpulan atau penjelasan
d. Menguji simpulan atau penjelasan berdasarkan bukti
yang ada
e. Mengembangkan simpulan yang didukung oleh bukti yang
tepat
Menurut
Armstrong (1996), model di atas dapat digunakan oleh guru untuk pembelajaran
inkuiri pada semua kelas di jenjang SD. Meskipun
demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan modifikasi disesuaikan
dengan Standar Isi (SI) atau Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD)
yang ada dalam kurikulum formal (Intended Curriculum) bahkan yang
penting lagi hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan
belajarnya, terutama sosial budaya setempat (Hidden
Curriculum).
Demikianlah
sebuah model pembelajaran yang difokuskan pada suatu kompetensi. Sesuaikan
model inkuiri tersebut dengan kondisi, situasi dan tingkat perkembangan para
siswa di sekolah dasar. Tentu saja, model inkuiri untuk siswa
sekolah dasar pada kelas yang lebih rendah, langkah-langkah inkuiri akan lebih
sederhana lagi.
Model Contextual Learning (CTL)
Merupakan
suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi pelajaran yang di pelajarinya dengan mengkaitkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa
memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari
satu permasalahan ke permasalahan yang lainnya.
Model
Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
Belajar
kooperatif adalah belajar dengan cara bekerja sama untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Sedangkan belajar kolaboratif bekerja sama dengan orang
lain dalam proyek bersama sebagai aliansi strategis. Adapun ciri-ciri model ini
antara lain :
a. Belajar dalam satu kelompok dan
memiliki ketergantungan dalam proses belajar dan penyelesaian tugas kelompok
mengharuskan semua anggota kelompok kerja sama.
b. Masing-masing siswa bertanggung
jawab terhadap tugas yang disepakati, siswa harus belajar dan memiliki
keterampilan komunikasi interpersonal.
Salah
satu strategi yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan bersama dalam
pembelajaran adalah peta konsep. Dalam pembuatan peta konsep dengan dilakukan
secara berkelompok dan setiap anggota kelompok mendapat satu bagian sub peta
konsep.
Model
Generatif Learning
Pembelajaran ini memberi kesempatan
kepada siswa untuk menghasilkan sendiri makna dari informasi yang diperolehnya.
Model
Diskusi Kelompok
Model
ini dimaksudkan untuk membangun kerjasama individu dalam kelompok, kecakapan
analisis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab individu dalam kelompok.
Model
Induktif
Pendekatan
induktif adalah pendekatan dengan jalan penyajian bahan ajar dimulai dari
contoh-contoh konkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh
tersebut siswa dibimbing membuat kesimpulan.
Model
Pendekatan Proses
Dalam
pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, sehingga
siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman. Atas bimbingan guru
siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu
kegiatan. Siswa melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran,
perhitungan, dan membuat kesimpulan sendiri.
Kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan
ini antara lain: (1) mengamati, mengklasifikasikan, serta mengenal dan
merumuskan masalah yang muncul. (2) mengumpulkan, menganalisis dan menfasirkan
data, dan (3) meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi.
Model
Numherd Heads Logether ( NHT )
Model
pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,
mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya untuk
dipresentasikan di depan kelas.
Model
Bermain Peran
Bermain
peran adalah pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan
jati dirinya dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat,
dalam memecahkan masalahnya dengan bantuan kelompok. Diharapkan dengan bermain
peran siswa dapat menyadari adanya peran yang berbeda dengan dirinya yaitu
perilaku orang lain. Model ini dikembangkan oleh George shaffel.
Komentar
Posting Komentar